08 September 2009

Sebulan lampu tak hidup, warga Tanjung datangi PLN

NASRUL ANAMBAS- Merasa gerah sebulan tak menikmati listrik, puluhan ibu rumah tangga bersama anak-anak desa Tarempa Barat, Tanjung mendatangi kantor PLN Ranting Tarempa, Minggu (30/8). Mereka mempertanyakan penyebab tidak berfungsinya listrik sebulan penuh pada jaringan di daerah itu. "Kami ke sini mau menanyakan kapan sebenarnya lampu di daerah kami bisa dinyalakan. Sudah sebulan kami tak bisa menikmati lampu. Apalagi sekarang ini bulan puasa," ujar salah seorang ibu rumah tangga, sambil berteriak woe..woe...kepada salah seorang staf PLN, di kantor PLN Tarempa. Kedatangan warga itu, karena mereka telah kehilangan kesabaran atas janji PLN Tarempa, sebulan lalu. Ketika itu, menurut warga pihak PLN kembali menghidupkan lampu di daerah Tanjung setelah travo dari Tanjung Pinang tiba di Tarempa. Travo itu, lanjut warga akan dibawa oleh kapal Bukit Raya, Sabtu (29/8). Namun kenyataanya, setelah sebulan berlalu, janji PLN itu tak kunjung di realisasikan. Kemarahan warga makin memuncak ketika mendengar kabar, Kapal Bukit Raya yang bersandar, Sabtu (29/8) kemarin malam tidak membawa alat listrik (trafo-red) sebagaimana dijanjikan PLN itu. "Kata orang PLN, travo itu, diangkut pakai kapal Bukit Raya, tetapi ternyata bohong belaka. Pokoknya, kalau malam ni, lampu kami tak hidup, saye minta PLN matikan semue lampu di Tarempa, biar same-same tak rasakan lampu," ketus warga dengan logat melayunya yang kental. Di kantor PLN ranting Tarempa yang terletak di samping Mesjid Jami' Baiturahim itu juga berdiri rumah jabatan Kepala Ranting PLN. Kontan saja, begitu warga masuk ke halaman kantor PLN, dan tak menemui satupun pegawai, warga kemudian mengarahkan tujuannya ke rumah Kepala Ranting PLN, Rusman. Namun sayang, Rusman tak berada di tempat. Menurut salah seorang staf, yang juga menetap di rumah itu, mengaku Rusman sedang berada di Matak dengan tujuan mencari travo pengganti. Menurut staf itu, padamnya listrik di daerah Tanjung, karena hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan pengganti travo yang rusak akibat meledak sebulan lalu. Pimpinan PLN Tarempa, bersama Camat Siantan telah berusaha ke Tanjung Pinang mencari travo pengganti, namun hasilnya juga nihil. "Sekarang ni, kami bukan tak nak hidupkan listrik ibu tuh, tapi karena alatnya tak ade. Jadi apa yang dapat kami nak buat," ujar staf itu lagi. Warga sempat emosi Warga yang didominasi ibu-ibu rumah tangga itu sempat terlibat adu mulut dengan seorang ibu rumah tangga, yang belakangan diketauhi ia adalah istri Rusman, Kepala Ranting PLN Tarempa. Warga yang sudah tak bisa menahan emosi melemparkan kata-kata "ganti saja pimpinan PLN itu, ia tak becus mengurus listrik", sontak kata-kata warga tadi dibalas dengan nada emosi oleh istri Rusman. Sontak terjadi adu mulut saat itu. Namun, suasana kembali terkendali setelah istri Rusman kembali kedalam rumah, emosi warga kembali meredah. Warga datangi bupati Merasa tak puas dengan jawaban dan sikap pengurus PLN Ranting Tarempa, warga kemudian melanjutkan aksinya ke kantor Bupati. Namun, karena hari libur, kantor bupati terlihat sepi, warga langsung menuju ke rumah jabatan bupati yang letaknya tak jauh dari kantor bupati. Tak lama kemudian, perwakilan ibu-ibu itu menuju ke dalam rumah, dimana Bupati Tengku Mukhtaruddin telah menunggu kehadiran mereka. Informasi yang diperoleh KP, dari salah seorang warga yang ikut dalam pertemuan itu mengatakan, Bupati meminta kepada PLN Tarempa untuk segera menghidupkan kembali listrik itu. "Tadi pak Bupati mengatakan, paling lambat besok, travo sudah harus terpasang, sehingga lampu harus segera dinyalakan," ujar warga menirukan ucapan bupati kepada pegawai PLN Tarempa yang juga hadir dalam pertemuan itu. Sementara dialog masih berlangsung, Rusman, kepala ranting PLN Tarempa juga dikabarkan telah mendapatkan travo pengganti yang rusak akibat meledak itu. "Sekarang masalahnya hanya, motor laut saja, yang akan dicari untuk mengangkut travo itu dari Palmatak, sehingga paling lambat besok sudah harus terpasang," ujar Azman, warga Tanjung yang juga ikut dalam pertemuan itu. Data KP, aksi protes warga Tanjung itu merupakan kali kedua sejak, pemerintahan kabupaten Kepulauan Anambas terbentuk. Protes pertama, dilakukan oleh warga Tanjung yang dimotori pemuda Tanjung. Kala itu, warga juga sempat bertemu dengan Bupati KKA. (na)

Tidak ada komentar: